Breast Care Post Partum,
Senam Nifas Dan Vulva Hygiene
A.
PENGERTIAN
NIFAS
Masa nifas adalah masa setelah
melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari atau beberapa jam setelah lahirnya
plasenta dan mencakup 6 minggu berikutnya. Masa nifas merupakan masa
pembersihan rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama masa nifas, tubuh
mengeluarkan darah nifas yang mengandung trombosit, sel-sel generatif, sel-sel
nekrosis atau sel mati dan sel endometrium sisa. Ada yang darah nifasnya cepat
berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari.
Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misal,
karena tertutupnya mulut rahim sehingga bisa terjadi infeksi.
Meskipun perdarahan nifas berlangsung
singkat, sebaiknya tetap menganggap masa nifas belum selesai. Masa nifas tetap
saja sebaiknya berlangsung selama 40 hari, baik ibu yang melahirkan normal atau
sesar. Sebab, meskipun gejala nifasnya sudah berlalu, belum tentu rahimnya
sudah kembali ke posisi semula.
B.
PERAWATAN
PAYUDARA
1.
Pengertian
Perawatan
payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara teratur untuk memelihara
kesehatan dan kebersihan payudara pada waktu post partum (setelah melahirkan)
atau saat ibu masih menyusui bayinya.
Perawatan payudara adalah suatu
kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan
payudara waktu hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post
partum.
2.
Anatomi
Fisiologi Payudara
Payudara
(mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat
hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada
payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus
(badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola,
yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3.
Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Gambar 1. Anatomi payudara
ü Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus,
yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul
menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI
disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
ü Areola
Sinus
laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara
ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos
yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
ü Papilla
Bentuk
puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam(inverted).
Gambar
2. Bentuk puting susu normal
Gambar 3. Bentuk puting susu pendek
Gambar 4. Bentuk puting susu panjang Gambar 5. Bentuk puting susu
terbenam/ terbalik
3. Tujuan
Perawatan
Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil,
yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
·
Untuk menjaga kebersihan
payudara terutama putting susu sehingga terhindar dari infeksi.
·
Agar payudara tidak mudah
lecet.
·
Melancarkan
kelenjar-kelenjar air susu, sehingga produksi ASI lancar.
·
Mengetahui adanya kelainan
puting susu secara dini.
·
Menjaga bentuk buah dada
tetap bagus.
·
Untuk mencegah terjadinya
penyumbatan
4. Pelaksanaan
Perawatan Payudara
Pelaksanaan
perawatan payudara pada ibu post partum dilakukan pada:
·
Pertama kali dilakukan pada
hari ke 2 setelah persalinan.
·
Dilakukan minimal 2 kali
dalam sehari sebaiknya sebelum mandi.
5. Akibat
Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara
Berbagai dampak negatif
dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini mungkin. Dampak
tersebut meliputi :
·
Anak susah menyusu
·
Putting susu tenggelam
·
ASI lama keluar
·
Produksi ASI terbatas
·
Pembengkakan pada payudara
·
Payudara meradang
·
Payudara kotor
·
Kulit payudara terutama
puting akan mudah lecet.
6. Hal-Hal
Yang Perlu Dipersiapkan
a)
Persiapan
alat
v Baby
oil atau minyak kelapa secukupnya
v Waslap
( 2 buah )
v Kain
perca
v Handuk
v Kantong
plastik
v Baskom
berisi air hangat dan dingin ( 2 buah )
v Bra
( BH )
v Handcoen
b)
Persiapan
ibu
v Cuci
tangan dengan sabun di bawah air mengalir.
v Buka
pakaian
v Pasang
handuk di bagian perut dan lipat ke
belakang badan.
7. Langkah-Langkah
membersihkan putting susu
1) Ibu
duduk bersandar
2) Pakaian
atas dibuka
3) Handuk
diletakkan dibawah payudara
4) Kapas
dibasahi dengan baby oil
5) Kedua
putting susu dikompres dengan kapas yang sudah dibasahi dengan minyak atau baby
oil selama 3-5 menit.
6) Kapas
digosok-gosokkan secara lembut disekitar putting susu untuk mengangkat kotoran.
7) Kemudian
kedua tangan dibasahi dengan baby oil
8) Lakukan
pemijatan
8. Cara
Perawatan Payudara
1) Putting
susu dikompres dengan kapas minyak selama 5 menit, kemudian bersihkan puting
dengan kapas minyak tadi sampai areola bersih.
2) Telapak
tangan diberi baby oil atau minyak kelapa, kemudian diratakan
3)
Kedua telapak tangan berada diantara kedua belah payudara lalu diurut mulai dari atas, kesamping, ke bawah dan menuju ke putting susu dengan mengangkat payudara perlahan-lahan. Pemijatan ini dilakukan sebanyak 30 kali.
Kedua telapak tangan berada diantara kedua belah payudara lalu diurut mulai dari atas, kesamping, ke bawah dan menuju ke putting susu dengan mengangkat payudara perlahan-lahan. Pemijatan ini dilakukan sebanyak 30 kali.
4)
Telapak tangan kiri
menyokong payudara sebelah kiri dan tangan kanan dengan punggung jari seperti
menyisir payudara mulai dari pangkal dada ke arah putting susu. Dengan halus
dan lembut serta menggunakan tekanan yang secukupnya. Demikian dengan payudara
sebelah kanan. Dilakukan sebanyak 30 kali.
5)
Sokong payudara kiri dengan
tangan kiri, kanan dengan tangan kanan, 2 atau 3 jari dengan tangan yang
berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan, dari pangkal payudara dan
berakhir pada putting susu, setiap payudara 2 kali gerakan.
9. Perawatan
Payudara dengan Masalah
a. Puting
Lecet
Untuk
mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat ketika sedang
mandi dan jangan menggunakan sabun, karena sabun bisa membuat puting susu
kering dan iritasi.
b. Penyumbatan
Kelenjar Payudara
Sebelum
menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian
perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada area
yang mengeras. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin,
susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan
menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyusui, sehingga bisa
mengeringkannya dengan efektif. Lanjutkan dengan mengeluarkan air susu dari
payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar
menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut. Tempelkan handuk halus yang
sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam
sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan
lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara
perlahan-lahan turun ke arah puting susu.
c. Pengerasan
Payudara
Menyusui
secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa mambantu mengurangi pengerasan,
tetapi jika bayi sudah menyusui dengan baik dan sudah mencapai berat badan
ideal, ibu mungkin harus melakukan sesuatu untuk mengurangi tekanan pada
payudara. Sebagi contoh, merendam kain dalam air hangat dan kemudian di
tempelkan pada payudara atau mandi dengan air hangat sebelum menyuusi bayi.
Mungkin ibu juga bisa mengeluarkan sejumlah kecil ASI sebelum menyusui, baik
secara manual atau dengan menggunakan pompa payudara. Untuk pengerasan yang
parah, gunakan kompres dingin atau es kemasan ketika tidak sedang menyusui
untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan mengurangi pembengkakan.
C. SENAM
NIFAS
a.
Pengertian Senam Nifas
·
Senam
nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu menjalani masa nifas
atau masa setelah melahirkan.
(Idamaryanti,2009)
·
Senam
nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah melahirkan,
supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan persalinan
dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula.
(Ervinasby,2008)
·
Senam
nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya harus
dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu.
(Alijahbana,2008)
·
Jadi
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan setelah
keadaan tubuhnya pulih kembali.
(kesimpulan
kelompok)
b. Tujuan
Senam Nifas
·
Mengembalikan
rahim pada posisi semula
·
Memperbaiki
elastisitas otot yang telah mulur.
·
Meningkatkan
gairah hidup
·
Mencegah
kesulitan buang air besar atau buang air kecil.
·
Memperlancar
keluarnya ASI
·
Memperlancar
sirkulasi darah
·
Mengembalikan
kerampingan
·
Mencegah
Varises.
c.
Syarat:
Senam nifas dilakukan untuk:
1.
Partus
pervagina : 6 jam post partum.
2.
Partus
SC : lihat kondisi pasien
d.
Manfaat Senam Nifas
·
Membantu
penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta
mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal.
·
Membantu
menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan.
·
Menghasilkan
manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga
mengurangi depresi pasca persalinan.
e.
Kontra
Indikasi
·
Ibu
yang menderita anemi.
·
Ibu
yang mempunyai penyakit jantung dan paru-paru.
f.
Kerugian Bila Tidak Melakukan Senam Nifas
·
Infeksi
karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat
dikeluarkan.
·
Perdarahan
yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko perdarahan yang abnormal
dapat dihindarkan.
·
Trombosis
vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).
·
Timbul
varises.
g.
LANGKAH – LANGKAH SENAM
NIFAS
LATIHAN HARI I
A. Latihan
pernafasan iga – iga
Tujuan:
o Mendapatkan
oksigen yang cukup
o Memberi
tenaga dan mengurangi kelelahan
o Memperlancar
sirkulasi darah
Sikap: ibu tidur terlentang dengan
satu bantal
Gerakan:
o Mengeluarkan nafas
dari mulut iga
mengempis hingga kepalan terlepas
o Menarik nafas dari
hidung iga
mengembang hingga kepalan tangan terdorong ke atas
Anjuran:
Lakukan
15 X gerakan pagi dan sore
B. Latihan
gerak pergelangan kaki
Tujuan:
1. Membantu
sirkulasi darah ke jantung
2. Mencegah
bengkak pada pergelangan kaki
Sikap: ibu tidur terlentang dengan
satu bantal
Gerakan:
o Gerakan dorsal fleksi dan
plantar fleksi yaitu: tegakkan ke 2 telapak kaki
dengan lutut menekan kasur, kemudian tundukkan ke-2 telapak kaki bersama jari–jarinya,
dst
o Gerakan inversi dan eversi
yaitu: hadapkan ketelapak kaki satu sama lain dengan lutut tetap menghadap ke
atas, kembali semula dst
o Gerakan sirkumduksi
yaitu:
Kedua
telapak kaki turunkan kebawah, buka ke samping, tegakkan, kembali, dst
Kedua
telapak kaki buka dari atas, ke samping, turunkan, hadapkan, kembali.
Anjuran:
Latihan
dilakukan 2 X sehari, masing – masing 6 hitungan, bila sudah ada pembengkakan,
lakukan sesering mungkin.
C. Latihan
kontraksi ringan otot perut dan otot pantat
Tujuan:
1. Mencegak
kesulitan B.A.B dan B.A.K
2. Membantu
kontaksi rahim, sehingga perdarahan cepat berhenti
Sikap:
Ibu
tidur terlentang dengan satu bantal dikepala, kedua kaki lurus dan kedua tangan
disamping badan.
Gerakan:
Tundukkan
kepala, kerutkan pantat kedalam sehingga lepas dari kasur, kempeskan perut
sampai punggung menekan kasur, kempeskan perut sampai punggung menekan kasur,
lepaskan perlahan.
Anjuran:
Lakukan
15 x gerakan pagi dan sore, setiap 5 X gerakan isterahan sebentar.
LATIHAN HARI II
(Latihan hari 1 diulang & ditambah)
A. Latihan
Otot Perut
Tujuan:
Mencegah agar dinding otot perut tidak
kendur.
Sikap:
Ibu
tidur terlentang dengan satu bantal di kepala. Kedua lutut dan kedua tangan di
samping badan.
Gerakan:
Angkat
kepala sehingga dagu menempel di dada, perlahan-lahan kembali.
Sikap:
Ibu
tidur terlentang dengan satu bantal di kepala. Kedua lutut dan kedua tangan di
samping badan.
Gerakan:
Bengkokkan
lutut ½ tinggi lalu luruskan, kemudian ganti lutut kanan.
Anjuran:
Lakukan
5x gerakan ini pagi & sore.
B. Latihan
Kaki
Tidak
boleh pada symphisiolysis
Sikap:
Ibu tidur terlentang dengan satu bantal di
kepala, kedua lutut dibengkokkan ½ tinggi & paha menempel satu sama lain.
Gerakan:
v Kedua
lutut direbahkan ke samping kiri ½ rendah.
v Bahu
tetap pada kasur, kembali ke tengah, dibawa ke kanan, kembali ke tengah,
seterusnya bergantian.
Anjuran:
Lakukan
5x gerakan untuk masing-masing sisi.
C. Latihan
untuk menguatkan otot dada
Tujuan:
1. Mempertahankan
payudara agar tidak kendur/ merosot.
2. Memperlancar
ASI
Sikap:
·
Duduk atau berdiri dengan
kedua tangan saling berpegangan pada lengan bawah dekat siku.
·
Badan & lengan atas
membentuk sudut 900
Gerakan:
Kedua
tangan mendorong lengan ke arah siku tanpa menggeser telapak tangan, sampai
otot dada terasa tertarik kemudian lepaskan.
Anjuran:
Lakukan
45x gerakan, setiap 15x gerakan berhenti sebentar, lakukan pagi & sore.
LATIHAN
HARI III
(Latihan
Hari ke II diulang dan ditambah)
A. Latihan
untuk mengembalikan rahim pada bentuk semula
Tujuan:
1. Mempercepat
pengembalian rahim pada bentuk &posisi semula.
2. Mengurangi
rasa mulas.
Sikap:
Tidur
tengkurap dengan 2 bantal menyangga perut bagian bawah, 1 bantal kecil
menyangga punggung kaki, kepala menoleh ke samping kiri/ kanan, tangan
diletakkan di bawah bantal dengan siku sedikit dibengkokkan.
Anjuran:
Pertahankan
sikap ini mula-mula selama 5 menit selanjutnya sampai 20 menit. Lakukan latihan
ini sampai ibu tidak merasakan mulas lagi.
D. VULVA
HYGIENE
1. Pengertian
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan
daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat
melakukannya sendiri.
Vulva hygiene Merupakan tindakan keperawatan
dengan melakukan perawatan pada kulit yang mengalami atau berisiko terjadinya
kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada daerah yang mengalami tekanan
(tonjolan).
(Alimul, A., 2006)
Jadi Vulva hygiene adalah membersihkan vulva
dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat
melakukannya sendiri.
2. Cara
Perawatan Vulva Hygiene
Tujuan
a.
Untuk mencegah infeksi
b.
Untuk penyembuhan luka
jahitan perineum
c.
Untuk kebersihan perineum,
vulva juga memberikan rasa nyaman bagi klien
1. Persiapan
alat
a. Kapas
herbicep
b. Perlak
c. Air
cebok DTT
d. Betadine
10% (oles) / betadine 3% ( kompres
e. Piala
ginjal atau nier bekken
f. Handsoen
disposable
g. Pispot
h. Kassa
steril
i. Kapas
lidi steril
j. Korentang
k. Pinset
steril
l. Handscoen
Steril
2. Penatalaksanaan
Sebelum dilakukan vulva hygiene hendaknya perawat memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang hal yang akan dilakukan kepada klien.
Sebelum dilakukan vulva hygiene hendaknya perawat memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang hal yang akan dilakukan kepada klien.
3. Langkah
Kerja
a. Pintu
dan jendela ditutup dan jika perlu pasanglah sampiran
b. Alat-alat
didekatkan pada pasien dan pasien diberitahu tentang hal yang akan dilakukan.
c. Perawat
mencuci tangan
d. Pakaian
pasien bagian bawah dikeataskan atau dibuka.
e. Perawat
memakai handscoon disposible.
f. Letakkan
pispot dibawah bokong pasien.
g. Tanyakan
apakah pasien ingin BAK atau tidak, jika pasien BAK bilas dengan air biasa.
Setelah itu bilas dengan air cebok DTT
h. Kemudian
pengalas dan dipasang dibawah bokong pasien, sikap pasien dorsal recumbent
i. Jauhkan
pispot dari pasien dan dengan secepat mungkin pasang nierbeken di bokong pasien
agar air atau lochea tidak membasahi
tempat tidur pasien.
j. Ganti
hanscoon disposable dengan hanscoon steril
k. Kemudian
ambil kapas herbicep untuk membuka libia minora. Vulva dibersihkan mulai dari
libia minora kiri, libia minora kanan, libuia mayora kiri, libia mayora kanan,
vestibulum, perineum
l. Cara
mengusap dari atas ke bawah bila masih kotor diusap lagi dengan kapas herbicep
yang baru hingga bersih.
m. Keadaan perineum diperhatikan jahitannya,
bagaimana jahitannya apakah masih basah, apakah ada pembengkakan, iritasi dan
sebagainya.
n. Jika
ada resep obat luar untuk vagina dari dokter berikan pada pasien.
o. Jahitan
perineum dikompres dengan betadin.
p. Setelah
selesai pasien dirapihkan dan posisinya diatur kembali.
q. Peralatan
dibereskan, dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula
4. Hal-Hal
Yang Harus Diperhatikan
a. Menjaga
perineum selalu bersih dan kering.
b. Hindari
penggunaan obat-obat tradisional pada perineum.
c. Cuci
perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3-4 kali perhari.
d. Kembali
dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan (jika ada luka episiotomi).
e. Ibu
harus kembali lebih awal jika ia mengalami gejala-gejala seperti demam, mengeluarkan
cairan yang berbau busuk dari daerah lukanya atau jika daerah tersebut menjadi
nyeri
VULVA HYGIENE DI KAMAR MANDI
Pengertian : suatu tindakan untuk membantu ibu melakukan
kebersihan vagina di kamar mandi.
Tujuan : - agar ibu mengerti cara vulva hygiene dengan
benar
-
Membantu ibu untuk vulva
hygiene di kamar mandi secara mandiri
-
Membantu ibu untuk ke kamar
mandi, bila pusing setelah melahirkan
Peralatan
1. Pembalut
bersih
2. Sabuh
mandi / sabun khusus vagina
3. Handuk
bersih
4. Air
bersih dan dingin
5. Kursi
roda ( kalau perlu )
6.
Pelaksanaan
1. Cuci
tangan , baik perawat dan pasien.
2. Jelaskan
kepada pasien tentang proses tindakan, manfaat dari tindakan yang akan
dilakukan.
3. Bimbing
pasien ke kamar mandi, bila pasien mengeluh pusing lakukan vulva hygiene di
biasa ( di atas tempat tidur ).
4. Anjurkan
/ tawarkan klien untuk BAK terlebih dahulu.
5. Dalam
posisi jongkok, ajarkan klien untuk menyiram vulva dengan air bersih.
6. Ajarkan
pasien sambil praktekkan cara membersihkan vulva, mulai dari labia mayora sampai
ke anus, dengan sabun khusus atau sabun mandi.
7. Anjurkan
pasien untuk mengusap dengan lembut, dan searah saja. Dari atas ( simfisis
pubis ) sampai ke ( anus )bawah.
8. Siram
vulva sampai bersih dengan air mengalir.
9. Pastikan
pasien membersihkan vulvanya sampai bersih.
10. Ajarkan
pasien untuk mengeringkan vulvanya dengan handuk bersih.
11. Berikan
obat jika ada resep obat luar untuk
vagina dari dokter.
12. Bantu
pasien untuk memakai pembalut dan celana dalam yang bersih.
13. Bimbing
pasien untuk kembali ke tempat tidur.
BAB
III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Perawatan payudara,
senam nifas dan vulva hygiene sangat di butuhkan oleh ibu – ibu di masa nifas
karena perawatan tersebut akan membantu dalam proses pemulihan setelah
melahirkan. Maka disinilah peran perawat dalam membantu proses pemulihan ibu
agar ibu di masa nifas dapat mandiri baik dalam memenuhi kebutuhannya atau pun
dalam merawat diri dan bayinya.
B.
SARAN
Dengan adanya makalah ini di harapkan
kita sebagai perawat lebih peka dalam membantu proses pemulihan ibu. Dan di
harapkan mahasiswa mampu dan sanggup dalam melakukan perawatan payudara, senam
nifas dan vulva hygiene.
DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan
Pembimbingan Senam Hamil dan Nifas Dini, 2009, Pusat Pengembangan Kesehatan
Carolus; Jakarta
suster apa betul lw wanita menyusui itu mkan yang pedas2 ato mkn cabe gak akan ada ngaruh apa2 sama bayi maupun asinya?
BalasHapussdangkan sya prnagh dngar ktnya lw menyusui itu ga bleh mkn cabe mna yg btul suster?
suster,,,,ini juga masuk untuk ujian mid nanti?
BalasHapussuster tak bisa dilihat gambarnya..
BalasHapuslola kx memank di net kita neh suster..
:D
gak nampak gambar na suster :(
BalasHapussuster ekskul kami senam napa suster ??? :(
msak adek kami pny ekskul kmi gak :(
ntah senam nifas kek suster ntah senam lansia ato senam hamil ..
ntah senam hamil pund jadi lh suster...
asal khan ada ekskul kmi suster.......
suster..
BalasHapuskapan kami belajar senam nifas..?????
suster, kenapa gmbarnya gak ada
BalasHapusn kapan kmi belajar senam nifas
siank suster
BalasHapussuster,,
BalasHapusapa kah kta bsa lakukan breascare
pada ibu sc..
dan berapa lama waktu nya agar kita dapat melakukan ny